NHW#10

MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN

Mengerjakan NHW#10 ini membuat saya flashback pada beberapa tahun lalu. Sebelumnya saya mengira bahwa menjadi ibu dan mengasuh anak adalah kemampuan fitrah seorang perempuan, yang setiap ibu pasti miliki, bahwa mengasuh anak adalah hal wajar bagi setiap ibu. Karena itu pula pengasuhan yang kami terapkan hanya menambal sulam pola pengasuhan orang tua kami, apa yang dirasa kurang pas kami perbaiki. Itu saja, sehingga saya merasa menjadi ibu rumah tangga bukanlah sebuah peran.
Namun saya salah, menjadi ibu bukanlah sesederhana itu. Berawal dari rasa penasaran saya pada sosok Bu Septi Peni Wulandani karena banyak teman-teman di facebook yang menshare status-status beliau, kebanyakan mengenai pengasuhan anak. Lalu rasa penasaran saya menggiring saya pada satu komunitas bernama Institute Ibu Profesional. Ternyata menjadi ibu tidak hanya sekedarnya, karena ibu mempunyai peran dalam keluarga, dimana keluarga adalah awal sebuah peradaban.
Saya tertarik, saya banyak membaca perjalanan Bu Septi membangun komunitas Ibu Profesional. Dan kemudian melalui rangkaian matrikulasi batch#2, maka resmilah saya menjadi bagian dari Komunitas Ibu Profesional.

Barlingmascakeb mencakup wilayah yang luas, terdiri dari 5 kabupaten (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen) yang bekerjasama untuk perkembangan dan kemajuan potensi daerahnya.
Belum ada komunitas Ibu Profesional di wilayah Barlingmascakeb sebelumnya. Dan alhamdulillah pada tanggal 19 Februari 2017 lewat acara launching IIP Bangumas Raya (nama lain dari Barlingmascakeb) maka telah resmi terbentuk IIP Banyumas Raya.

Dibalik salah satu karakter khas masyarakatnya yang cablaka/blakasuta (apa adanya, blak-blakan, dan tanpa basa-basi) masyarakat Banyumas Raya ternyata sudah “Melek Literasi", terbukti dengan semakin maraknya seminar-seminar bertema kekinian, beberapa diantaranya adalah mengenai talents mapping dan parenting. Komunitas Hebat juga sudah eksis di sini. Para pemudanya tak segan membangun komunitas yang kegiatannya terjun langsung ke masyarakat. Banyak pula pembelajar-pembelajar muda yang mulai berkiprah di masyarakat. Hal ini seirama dengan values Komunitas Ibu Profesional yaitu berbagi dan melayani.

Namun Komunitas Ibu Profesional Banyumas Raya bukanlah tanpa kendala. Meskipun masih dalam satu regional yaitu karesidenan Banyumas, kendala jarak antar kotanya masih menjadi masalah. Misalnya jarak kota Cilacap-Banjarnegara adalah 98,6 km (3 jam perjalanan darat). Hal ini tentu menjadi kendala apabila akan mengadakan kegiatan offline.

Allah memberikan saya bakat deliberative, responsibility, ideation, beliefe, includer dan connectedness.
Saya berharap, bakat yang saya miliki dapat berkontribusi dalam membangun komunitas ibu profesional di barlingmascakeb.
Bakat deliberative menjadikan saya waspada terhadap apa yang tidak boleh ada di komunitas ini. Lalu responsibility dan includer membuat saya mempunyai tanggung jawab dan dapat memperbesar kelompok. Saya  juga senang melayani orang lain, dan semoga saya dapat berkontribusi dengan ide-ide yang muncul bersama teman-teman kordi. Sehingga dalam setahun kedepan saya berharap Komunitas Ibu Profesional Banyumas Raya akan semakin berkembang. Banyak Rumbel yang sudah berjalan dengan ragam kegiatannya masing-masing. Sehingga komunitas ini dapat memenuhi berbagai kebutuhan literasi bagi anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Karena menjadi ibu bukanlah sekedarnya, maka jadilah Ibu yang profesional.

#MatrikulasiKordiBatch3
#NHW10
#MembangunKomunitasMembangunPeradaban

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TELEPATI

Maagh Menyerang

Pindahan Lagi....