Curhat si Sulung

"Bu, jadi Kakak susah ya..." tukas Naila saat saya berhasil menidurkan si kembar. "Lho....kenapa Kakak merasa susah?" Tanya saya. Dia berpikir sejenak, mungkin sedang merangkai kata-kata. "Yaa....susah...dikit-dikit harus jaga Raihan (adik pertamanya), harus beresin mainan Raihan, bantu Raihan cuci tangan, bantu jaga Ishana sama Aidan (adik kembarnya). Trus kalau Raihan nangis Kakak harus tau kenapa, Kakak cape' Bu..."
Saya mendengarkan sambil menyadari bahwa ada yang salah dengan saya...
Naila memang bungsu kami, sifatnya yang ngemong kadang membuat kami lupa kalau Nay masih 6 th. Terkadang karena si kembar yang masih butuh nemplok ke saya, saya jadi tidak bisa membantu Raihan cuci tangan, membereskan mainannya ataupun hanya melap sisa coklat dimulutnya. Saya pikir itu hal ringan dan tidak berat jika minta tolong si Kakak. Tapi saya lupa....Nay juga bisa lelah, anak-anak seumurnya bisa juga moody.
Nay memang tidak mengeluh ketika diminta menjaga si kembar sementara saya minta waktu 5 menit untuk mandi atau setengah jam untuk memasak. Tapi kalau Raihan memang beda, anak kedua kami sudah bisa protes dan mencandai Kakaknya. Sering karena itu pula terjadi pertengkaran antar mereka.
Aidan yang sedang saya gendong kemudian saya tidurkan di sofa. Lalu saya tatap mata si sulung. Saya minta maaf...karena sering menyusahkannya tanpa memikirkan apa dia lelah atau tidak. Saya ceritakan keadaan saya yang kadang kerepotan karena sikembar menangis semua dan Raihan belum bisa cuci tangan sendiri. Saya ucapkan terimakasih karena dia jujur tentang perasaannya. Dan terimakasih karena sudah banyak membantu saya. Saya berjanji untuk lebih memikirkan perasaannya. Dan memintanya untuk maklum dengan ketidak mandirian Raihan karena masih kecil. Dia mengangguk.
Saya senang sulung kami mau jujur dengan perasaannya. Seterusnya saya ingin dia seperti itu.

#hari8
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TELEPATI

Maagh Menyerang

Pindahan Lagi....