Melihat Lebih Dekat pada Diri Sendiri
Menuliskan kelebihan diri beberapa tahun yang lalu tentu akan terasa lebih berat dibandingkan sekarang. Dulu saya benar-benar tidak mengerti apa kelebihan saya, atau bisa dikatakan merasa ada sedikit kelebihan namun tak tau apa namanya.
Berbeda dengan sekarang, hal ini karena dua tahun lalu, tepatnya Oktober 2016 pertama kali saya bertemu Abah Rama dan dikenalkan tools bernama Talents Mapping. Ternyata...hal yang saya rasa adalah kelebihan saya ada namanya juga. Saya jadi mengerti mengapa "perasaan nagih" itu selalu muncul dalam hidup saya. "Nagih" dengan hal-hal tertentu yang akan saya coba detailkan sebentar lagi.
Dahulu saya merasa sebagai orang yang kretif dan punya banyak ide, tetapi disisi lain saya adalah peragu, selalu punya banyak pertimbangan, sangat berhati-hati sekaligus selalu waspada sehingga beberapa kali kecurigaan saya pada sesuatu yang saya rasakan akan tidak beres benar-benar terjadi. Disamping itu saya selalu merencanakan sesuatu dengan matang, untuk saya "gagal merencanakan adalah merencanakan untuk gagal". Sehingga saya terbiasa dengan plan A, B, C kalau perlu sampai plan D. Untuk orang lain memang terlihat ribet, tetapi kalau tak saya lakukan, saya akan merasa tidak tenang.
Ternyata Ada Namanya
Beberapa hal yang saya ceritakan tadi terjawab lewat Assessment Talents Mapping. Bakat yang saya sebut kelebihan pada diri saya ternyata ada namanya, sekaligus penjelasan mendetail. Berikut 7 urutan bakat teratas saya:
1. Deliberative : Teliti, waspada, hati-hati, "melihat sebelum melompat".
2. Responsibility : Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi atas komitmen yang telah dibuat, baik besar ataupun kecil, dan merasa terikat secara emosional atau psikologis untuk memenuhi atau menjalaninya hingga selesai.
3. Ideation : Memiliki banyak ide-ide baru.
4. Beliefe : Suka melayani dan mendahulukan orang lain.
5. Includer : Kecenderungan untuk menerima semua orang dan selalu berusaha agar semua orang mempunyai rasa memiliki dalam kelompok. Guyup.
6. Futuristic : Senang berangan-angan, membayangkan masa depan seakan-akan tergambar pada dinding dan dapat memberikan inspirasi pada rekan lainnya dengan visinya mengenai masa depan.
7. Connectedness : Kesalingterkaitan, yakin bahwa semua yang ada di dunia ini ada sebabnya.
*Urutan bakat: Assessment Talents Mapping BARLIAN MUSTIKANINGRUM, 2 Oktober 2016
*Penjelasan masing-masing bakat: Buku Talents Mapping, Abah Rama Royani, Penerbit Tosca, Desember 2016
Dengan mengetahui urutan bakat ini, saya jadi tau apa potensi dan kelebihan saya. Awalnya saya merasa rendah diri dengan deliberative yang saya punya. Namun...dengan diskusi dengan beberapa sahabat, kemudian banyak merenung, sekarang saya sangat bersyukur dengan ketujuh bakat yang saya punyai.
Pernah saya sangat merasa "down" ketika pada suatu ketika "deliberative" menjadi bulan-bulanan oleh seorang teman karena dianggap tak punya pendirian dan mudah dipengaruhi. Salah seorang sahabat menenangkan saya, katanya: "Mungkin lebih tepatnya mendengarkan opini lain untuk dipertimbangkan lebih matang lagi bukan mudah dipengaruhi.. Orang deliberative dengan pertimbangannya yang lama dan memastikan keadaan/kondisinya sudah tepat, malah seharusnya tidak menjadi peragu lagi. Karena ia sudah mempertimbangkan banyak variabel, menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.. Hasil final/keputusan deliberative seharusnya tidak mudah digoyahkan."
Lalu katanya lagi: "Kita hidup bukan berdasarkan pandangan orang tapi pandangan Allah. Selagi itu tidak merugikan, cuek saja Mba.", katanya pada saya. "Kita juga gak pernah order karakter seperti ini. Titis gak pernah minta karakter significance, activator, maximizer kuat. Deliberative, analysis jongkok š Begitupun dengan Mba Lian yang tidak pernah meminta deliberative no.1... Allah yang kasih, maka sebagai rasa syukur, kita harus PD dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.. Karena kita sudah gede, jadi memang ada tuntutan maturity/ kedewasaan dalam mengelola bakat-bakat yang udah dikasih sama Allah. Di luar sana, banyak orang menasehati berdasarkan pandangan diri mereka masing-masing. Jadi suka kasih tips/komentar/saran/nasehat berdasarkan diri si penasehat, bukan dari kacamata yang diberi nasehat."
Lalu katanya lagi: "Kita hidup bukan berdasarkan pandangan orang tapi pandangan Allah. Selagi itu tidak merugikan, cuek saja Mba.", katanya pada saya. "Kita juga gak pernah order karakter seperti ini. Titis gak pernah minta karakter significance, activator, maximizer kuat. Deliberative, analysis jongkok š Begitupun dengan Mba Lian yang tidak pernah meminta deliberative no.1... Allah yang kasih, maka sebagai rasa syukur, kita harus PD dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.. Karena kita sudah gede, jadi memang ada tuntutan maturity/ kedewasaan dalam mengelola bakat-bakat yang udah dikasih sama Allah. Di luar sana, banyak orang menasehati berdasarkan pandangan diri mereka masing-masing. Jadi suka kasih tips/komentar/saran/nasehat berdasarkan diri si penasehat, bukan dari kacamata yang diberi nasehat."
"Alhasil banyak yang makin depres gara-gara salah mendengar karena gak sesuai dengan jati dirinya, hihihihihihihi. Allah gak pernah salah kasih bakat pada diri seseorang, Deliberative no.1 ada di diri Mba Lian, karena bakat tersebut adalah bakat terbaik untuk Mba, bekal dari Allah untuk Mba Lian menjalankan tugas hidup sebagai Khalifahš".
Saya mrebes mili...rasanya pingin nggabrug ke pundak sahabat saya ini yang masih sangat muda belia. Seketika saya beristighfar, karena merasa kufur nikmat.
Saya mrebes mili...rasanya pingin nggabrug ke pundak sahabat saya ini yang masih sangat muda belia. Seketika saya beristighfar, karena merasa kufur nikmat.
Sejak saat itu saya makin yakin, ada sebab Allah kasih bakat dan kelebihan pada saya. semua harus diterima dengan penuh kesyukuran.
#day1
#12Februari2018
#Cilacap
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak
Komentar
Posting Komentar